Selamat malam teman-teman
Jendela-awan, apa kabarnya hari ini? Yang
pastinya sehat gembira kan…
Nah
hari ini saya kembali akan berbagi cerita atau bisa dibilang lebih mengarah ke
apa ya,sepertinya lebih mengarah ke sharing kegelisahan aja kali ya. Entah
kenapa setelah saya mulai terlepas dari kesibukan saya sebagai mahasiswa untuk
beberapa minggu kemarin yang dipenuhi dengan deadline tugas individu,tugas
kelompok,UTS, dan kesibukan-kesibukan absurd lainnya timbul rasanya ingin
mengangkat lebih dulu tema yang satu ini ke blog, dari enam judul tema tulisan
yang sudah mulai saya pikirkan dan kembangkan dari beberapa hari kemarin, saya
pikir-pikir tema ini lebih mudah dicerna oleh otak dan diterima oleh hati
nurani kita manusia normal.
Uang!
Uang! Dan uang, pastinya sudah kenal kan ya dengan nama benda satu ini,kalau
ada yang belum kenal hayoo kenalan dulu silahkan. Ide tulisan ini muncul diawal
bulan atau kami anak-anak mahasiswa lebih sering menyebutnya sebagai tanggal
muda, hari itu saat siang menjelang sore sepulang dari kuliah saya langsung ke
ATM sekitar kampus dengan tujuan ingin cek saldo tabungan dan transfer uang.
Tiba-tiba dengan kesalnya saya berubah pikiran dan membatalkan semua rencana
tersebut ketika saya sudah sampai di ATM yang sudah dipenuhi oleh puluhan
mahasiswa yang sibuk berdesakan sedang antri ingin mengambil uang bulanan via
ATM layaknya orang-orang kebelet sedang mengantri toilet umum yang dapat
mengeluarkan uang, dan saya lebih memilih untuk pulang. Sudah lama saya
berpikir betapa hebatnya kekutan uang ini dalam keseharian hidup manusia di
Bumi. Ya, kita sedang diatur oleh uang.
Pertama
kali saya mengenal uang yaitu ketika masih duduk dibangku TK dalam bentuk uang
saku, sebenarnya sebelumnya juga sudah mengenal uang tapi masih dalam wujud
tebak-tebakan klasik yang ini nih “hewan apa yang kaya raya hayoo?” dan pasti
teman-teman sudah tau jawabannya adalah “Beruang” dan “Burung Belibis”. Sadarkah kamu sedang diatur oleh kertas?
Sadarkah kamu adalah hamba uang? Dan,
sadarkah kamu bahwa kamu sedang tidak sadar?.
Saya juga.
Kertas hina ini sudah berhasil menguasai hati nurani sehat manusia dan
dunia, dan ada pula kertas yang saat ini sedang mengatur kertas, yaitu uang
Dollar($). Hari-hari ini harga diri manusia sedang dipertaruhkan atas dasar
kertas hina yang bernama uang, seseorang yang dihormati adalah seseorang yang
memiliki banyak uang, inilah paradigma manusia modern yang serba materialistis
zaman sekarang. Hati nurani,moral,dan nilai-nilai rohani akan hilang begitu
saja apabila dipertemukan dengan kertas yang satu ini, contoh-contoh real nya
seperti seorang pejabat yang menjual hati nurani nya lewat
korupsi,kolusi,nepotisme, untuk uang. Seorang wanita yang menjual cinta,tubuh
dan harga dirinya kepada pria-pria kaya, untuk uang. Seorang pria menjual
nilai-nilai rohani agama nya guna menikahi seorang perempuan kaya, untuk uang.
Seorang pedagang menjual kejujurannya, untuk uang. Seorang pengusaha industri
tega merusak alam yang sengaja diciptakan Tuhan agar dipelihara, untuk uang.
Seorang ibu menjual ginjalnya guna meneruskan hidup anak-anaknya, untuk uang.
Seorang pemimpin agama berdoa kepada Tuhan meminta dicurahkan berkat, untuk
uang. Harga diri,keyakinan,paradigma,hati nurani,kenormalan,moral dan akal
sehat manusia akan hilang begitu saja apabila sedang dipermasalahkan oleh uang.
Betapa tidak adilnya jalan semua
manusia yang lahir di dunia ini, apabila alur nasibnya akan ditentukan oleh
uang yang dimilikinya. Uang akan menentukan derajat kita,apakah kita orang
terhormat ataukah orang hina, uang akan menentukan apakah kita akan bersekolah
ataukah terlantar, uang akan menentukan apakah kita seorang kaya ataukah
miskin. Pikirkanlah sejenak dari sudut lain,betapa mirisnya ini? Hedonisme sedang mencuci pikiran manusia,
manusia sedang dibutakan oleh rasa laparnya, usaha jerih payah seorang manusia
ialah karena untuk mendapatkan uang yang telah mengatur mekanisme dunia ini,
sehingga hal ini memang harus dilakukan untuk meneruskan hidup.
Dunia ini sedang dimakan oleh
keinginannya sendiri. Sebenarnya saya sendiri juga tidak tahu bagaimana cara
keluar dari semua ini. Karena saya sudah terlanjur dilahirkan di planet Bumi
dan telah termakan oleh gemerlapnya kegelapan sistem yang diciptakan oleh
kedagingan Bumi ini. Apabila saya dilahirkan oleh makhluk di planet Mars
mungkin akan lain lagi paradigma hidup yang saya jalankan disana. Secara
definisi,uang adalah segala sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat
sebagai alat pembayaran atau transaksi. Entah manusia mana yang menggagas atau menciptakan uang ini sebagai alat
tukar, bahkan dikitab-kitab suci yang telah ditulis ribuan tahun lalu pun sudah
tertulis kata-kata uang dalam bentuk lain. Tetapi saya percaya bahwa semua yang
Tuhan ciptakan itu adalah baik, guna untuk menyeimbangkan dunia ini.
Ya, memang tidak mudah mengubah
paradigma yang telah berubah menjadi sistem. Namun ada satu imajinasi konyol
yang saya pikirkan untuk masa depan, bagaimana kalau alat tukar “Uang” diubah
menjadi “Kebaikan”. Benar, dimana nominal harga suatu barang adalah Kebaikan.
Bayangkan saja orang-orang tidak akan sibuk lagi dengan keganasan nafsunya
untuk mencari uang, melainkan akan sibuk dengan kasih untuk mencari
kebaikan/melakukan kebaikan sebagai alat tukar dihidupnya, betapa indahnya
dunia ini. Khawatir tidak dapat pekerjaan,jatuh miskin,dan kelaparan?
Hahaha itu tidak akan terjadi lagi di
dunia baru ini, karena semua akan berjalan sedemikian rupanya, semua orang akan
berkecukupan, tidak ada lagi orang yang merasa terhina oleh karat kebanggan dunia ini,
karena manusia akan hidup atas dasar motivasi kasih dan pencarian kebaikan. Coba simak dialog jual-beli berikut ini:
Pembeli : Permisi. Ibu,
berapa harga bunga mawar yang ini ?
Penjual : Beserta pot nya ?
Pembeli : Ya ibu, saya ingin beli yang
warna merah. Saya suka warna dan wanginya.
Penjual : Hahaha.. Pilihan yang bagus,
yang itu akan cepat berbunga. Kau sedang beruntung, hari ini harganya hanya 4 Kebaikan.
Pembeli : Oh ya, baiklah aku akan membayarnya… ini.
Penjual : Terima kasih, semoga hari mu
menyenangkan nak.
Pembeli : Terima kasih kembali ibu ^_^
Bagaimana
menurutmu, betapa indahnya dunia ini bukan? Sayangnya ini hanyalah suatu
imajinasi. Memang, kita tidak dapat
mengubah semua yang telah berakar itu dengan mudah,kita tidak dapat mengubah
dunia ini seperti membalikan telapak tangan. Bukan berarti saya pesismis atau
tak memiliki jiwa optimis, tetapi menurut saya hal ini lebih mengarah ke segi
realis.
Pada
dasarnya semua manusia memiliki hak untuk memilih sudut pandang dan cara
hidupnya sendiri, dan kamu juga memiliki hak untuk memilih paradigma dan
motivasi mu tentang uang. Kamu ada untuk
uang? Atau Uang ada untuk kamu?
Rumah Kaca
Kau sedang
terjebak di dalam gravitasi mu sendiri
Bermandikan
cahaya dan sorotan
Memalsukan
semua kebahagiaan murni
Kau hidup
tanpa rasa malu
Kau terus menggali
sebuah tambang emas
Dan diam
berdiri di sela-sela
Menonton
kegemerlapan dirimu melalui cermin yang dapat melihat